Pages

Hello there!

Friday, July 12, 2013

Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan Bagian Atas



1.   Hidung
- Hidung terdiri dari hidung eksterna dan rongga hidung di belakang hidung   eksterna. Hidung eksterna terdiri dari kartilago sebelah bawah dan tulang hidung disebelah atas ditutupi bagian luarnya dengan kulit dan pada bagian dalamnya dengan membran mukosa.
- Konkha superior, inferior dan media ( turbinasi hidung ) merupakan tiga buah tulang yang melengkung lembut melekat pada dinding lateral dan menonjol ke dalam rongga hidung. Ketiga tulang tersebut tertutup oleh membran mukosa.
- Dasar dari hidung terbentuk oleh bagian dari maksila dan tulang palatine.   Atap dari rongga hidung merupakan celah yang sempit terbentuk oleh tulang frontalis dan sphenoid.
- Sinus paranasal terdiri dari : sphenoid, ethmoid, frontalis dan maksilaris.
  Sinus-sinus ini merupakan suatu rongga berisi udara dalam tengkorak yang berperan dalam meringankan kepala.  Sinus-sinus ini memiliki drainase ke dalam kavum nasi melalui muara-muara dibelakang konka.
- Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan paru – paru. Jalan nafas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran – kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru – paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktorius ( penciuman ) karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung dan hidung juga membantu dalam persengauan.
Gambar 1 . Bagian Dalam Hidung                    Gambar 2. Sinus-sinus nasalis
2.   Faring
- Faring adalah ruangan dibelakang kavum oral yang meluas dari dasar tengkorak sampai laring.  Faring dapat dibagi menjadi 3 bagian: nasofaring, orofaring dan laring ofaring. Nasofaring terletak disebelah belakang rongga hidung, dibawah dasar dari tengkorak dan disebelah depan vertebra servikalis ke 1 dan 2. nasofaring bagian depan keluar ke rongga hidung dan bagian bawah keluar ke orofaring. Auditorius ( tuba eustacius ) keluar ke dinding lateral nasofaring pada masing – masing sisinya. Tonsil orofaring merupakan bantalan jaringan limfe pada dinding nasofaring posteriosuperior. Orofaring merupakan sesuatu yang umum pada sistem pernafasan dan pencernaan karena makanan masuk kedalamnya dari mulut dan udara masuk juga ke dalamnya dari nasofaring dan paru – paru.
  Orofaring pada bagian bawahnya berlanjut dengan laring ofaring, yang  merupakan bagian dari faring yang terletak tepat dibelakang laring dan ujung bawah esofagus.
- Udara diinspirasi adalah hangat. Lembab dan disaring karena udara tersebut melaui rongga hidung.
- Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif.

3.   Laring
          -  Laring merupakan struktur yang lengkap dari kartilago, kartilago tiroid,  epiglottis, kartilago krikoid dan dua buah kartilago aritenoid.
               Kartilago tiroid terbesar pada trakhea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun. Epiglotis, daun katup kartilago yang menutupi ostium kearah laring selema menelan. Kartilago krikoid satu – satunya cincin kartilago yang komplit dalma laring ( terletak di bawah kartilago tiroid ). Kartilago aritenoid ( 2 buah ) kartilago aritenoid; digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid. Membran mukosa : menghubungkan kartilago satu dengan lainnya dan dengan os hioideus.
-  Pita suara; ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat pada lumen laring.
-   Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, terbenam dalam kulit, kelenjar tiroid dan beberapa otot kecil, serta pada bagian depan laring ofaringeus dan bagian atas esofagus.
-  Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bagian dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
4.   Trakhea
-   Trakhea merupakan tuba yang lentur atau fleksibel dnegan panjang sekitar 10 cm dan lebar 2,5 cm. Trakhea menjalar dari kartilago krikoid ke bawah depan leher dan ke belakang manubrium sternum, untuk berakhir pada sudut dekat sternum. Dimana trakhea tersebut berakhir dengan membagi bagian ke dalam bronkhus kanan dan kiri. Dileher trakhea disilangi pada bagian  depannya oleh istmus dari kelenjar tiroid dan beberapa vena.
-  Trakhea terbentuk dari 16 – 20 helai kartilago yang berbentuk C dihubungkan satu sama lainnya dengan jaringan fibrosa. Dengan konstruksi yang demikian membuatnya tetap terbuka bagiamapun posisi dari kepala leher. Permukaan posterior trakhea agak pipih ( karena cincin tulang rawan disitu tidak sempurna ). Tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkhus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki bagian saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang

0 comments:

Post a Comment