BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah siswa dalam belajar fisika di
kelas salah satunya adalah kurangnya memahami hal-hal penting dari materi
pelajaran yang disajikan. Hal-hal penting itu dapat meliputi kesulitan siswa
memahami konsep materi pelajaran. Konsep fisika itu dapat berupa konsep yang
nyata ataupun yang abstrak. Konsep-konsep
dalam pelajaran fisika, lebih banyak mempelajari tentang konsep yang abstrak.
Konsep fisika yang abstrak itu menimbulkan kesulitan siswa untuk memahaminya.
Kesulitan itu kemudian yang menyebabkan rendahnya aktivitas siswa mengikuti
pembelajaran fisika di kelas. Secara ideal seharusnya siswa dapat mengupayakan
sendiri pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran dirumahnya sendiri.
Namun ada berbagai kendala yang akan
ditemui ketika siswa belajar di rumah. Karena siswa secara nyata terkadang
tidak mengetahui bahwa sebuah alat atau bahan yang ada di rumahnya sebenarnya
merupakan alat atau bahan yang menggunakan konsep-konsep fisika dan dapat
digunakan sebagai sumber belajar. Upaya siswa memahami materi pelajaran juga
dapat menggunakan sumber belajar di sekitar lingkungan rumahnya. Misalnya,
penggunaan lampu pada kenderaan sepeda motor yang digunakan, penggunaan kristal
pada lampu pembias dirumah.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut
siswa dapat mengetahui penerapan konsep-konsep fisika yang ada di
lingkungannya. Akan tidak mudah bagi siswa sendiri untuk mengetahui begitu
banyaknya sumber belajar yang ada di lingkungannya. Karena itu, penguatan
pembelajaran yang terbaik sebenarnya harus dimulai dari sekolah dan dibimbing
oleh guru. Berbagai penelitian yang
telah dilakukan bahwa siswa bersikap pasif saat proses belajar mengajar fisika berlangsung, siswa lebih banyak duduk
diam ditempat, dan mendengarkan guru yang aktif menjelaskan materi pelajaran. Saat
dilakukan diskusi kelompok, sebagian siswa bekerja sendiri, dan situasi kelas
dalam berdiskusi tidak menunjukkan aktivitas yang berarti melainkan sebagian
siswa hanya menunggu hasil diskusi kelompok dari siswa yang lebih pintar dan
mau belajar.
Diskusi kelompok yang dibuat guru,
tidak menarik minat siswa sehingga siswa tidak tertarik melakukan kegiatan
belajar mengajar. Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang siswa,
ternyata siswa merasa kurang diaktifkan oleh guru, tidak diberi tanggung jawab
dan tugas dalam belajar, sebagian siswa mengerjakan tugas-tugas fisika di kelas
sebelum masuk jam pelajaran fisika. Dengan kurang aktifnya siswa dalam belajar,
mengakibatkan hasil belajar yang dicapai siswapun pada akhir semester rendah.
Disisi lain, selama ini dalam proses
belajar mengajar guru belum banyak menggunakan alat peraga dan memanfaatkan
lingkungan sekolah. Padahal menurut Kurikulum KTSP saat ini, para siswa
dituntut untuk memiliki kompetensi yang dapat diterapkan untuk mempelajari alam
di sekitar lingkungannya guna mendukung tercapainya perkembangan kemampuan
berfikir logis, kritis dan kreatif siswa. Untuk melaksanakan pembelajaran
fisika yang aktif dan kreatif dapat
merancang pembelajaran menggunakan alat peraga agar dapat merangsang siswa
untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam belajar sehingga siswa terlatih cara berfikir dan berbuat dalam
pelajaran fisika.
Pembelajaran yang menyenangkan adalah
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerja dan belajar sendiri atau
berkelompok dengan mengikuti suatu sistematika yang dapat membantu dalam
melaksanakan tugasnya. Tujuan dari pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan adalah untuk memperbaiki pembelajaran
agar hasil belajar siswa lebih baik dari sebelumnya (Darliana, 2007).
0 comments:
Post a Comment