Pages

Hello there!

Wednesday, July 24, 2013

Jika plasenta belum keluar , berikan oksitosin 10 unit I.M



Jika belum dilakukan pada penanganan aktif kala III jangan berikan ergometrin karena dapat menyebabkan kontraksi uterus yang tonik, yang bisa memperlambat pengeluaran plasenta. Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin  dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali :
  1. Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta. Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, dan jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg I.M. Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan preeklamsia atau dengan tekanan darah tinggi, karena hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit serebro vaskular.
  2. Lakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) dengan cara, satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simfisis pubis, selama kontraksi mendoron g korpus uteri dengan gerakan dorso kranial kearah belakang dan kearah kepala ibu. Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm depan vulva, jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3 menit). Selama kontraksi , lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
  3. PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi, tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu dapat juga memberi tahu ketika ia merasakan kontraksi. Ketika uterus sedang tidak berkontraksi , tangan petugas dapat tetap berada pada uterus tetepi bukan melakukan PTT. Ulangi langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai plasenta terlepas.
  4. Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan kebawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
  5. Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah pendarahan pascapersalinan. Jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10-15 detik, atau perdarahan hebat terjadi, segera lakukan kompresi bimanual dalam. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam waktu 1-2 menit, ikuti protokol untuk perdarahan pascapersalinan.
  6. Jika menggunakn manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit, berikan oksitosin 10 unit I.M. dosis kedua, dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
  7. Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 30 menit, periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kndung kemih penuh, periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta, berikan oksitosin 10 unit I.M dosis ketiga, dalam jarak wakti 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama, siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
  8. Periksa ibu tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada sevik atau vagina atau perbaiki episiotomi.

0 comments:

Post a Comment